Minggu, 23 Desember 2012

Makalah Konseling Menyusui

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
The American Academy of Pediatrics merekomendasikan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama dan selanjutnya minimal selama 1 tahun. WHO dan UNICEF merekomendasikan ASI eksklusif selama 6 bulan, menyusui dalam 1 jam pertama setelah melahirkan, menyusui setiap kali bayi mau, tidak menggunakan botol dan dot. Menyusui sebaiknya dilakukan sesegera mungkin setelah melahirkan. Bayi dan ibu yang melakukan proses menyusui dalam 1 jam pertama setelah melahirkan memiliki keberhasilan yang lebih besar dari mereka yang menundanya. Bayi baru lahir sebaiknya disusui setiap 2-3 jam sampai bayi merasa puas. Menyusui minimal 5 menit pada masing-masing payudara pada hari pertama setelah melahirkan dan semakin meningkat frekuensinya setiap hari sehingga dapat meningkatkan produksi ASI optimal. Waktu menyusui 20 menit pada masing-masing payudara cukup untuk bayi. Tidak perlu membatasi waktu menyusui. Frekuensi menyusui yang sering dapat meningkatkan produksi ASI, mencegah payudara nyeri dan sakit karena penumpukan dan penggumpalan ASI, dan meminimalkan kemungkinan bayi menjadi kuning.

Jumlah ASI yang normal diproduksi pada akhir minggu pertama setelah melahirkan adalah 550 ml per hari. Dalam 2-3 minggu, produksi ASI meningkat sampai 800 ml per hari. Jumlah produksi ASI dapat mencapai 1,5-2 L per harinya. Jumlah produksi ASI tergantung dari berapa banyak bayi menyusu. Semakin sering bayi menyusu, semakin banyak hormon prolaktin dilepaskan, dan semakin banyak produksi ASI.
Menyusui dapat berkaitan dengan ketidaknyamanan pada payudara. Nyeri pada puting dapat diberikan krim vaselin. Perubahan posisi menyusui untuk memutar titik stres pada puting juga sebaiknya dilakukan. Sebaiknya bayi berhenti dahulu menghisap puting sebelum mengangkatnya dari payudara.
Wanita yang menyusui membutuhkan 500-1000 kalori lebih banyak dari wanita yang tidak menyusui. Wanita menyusui rentan terhadap kekurangan magnesium, vitamin B6, folat, kalsium, dan seng. ASI tidak memiliki suplai zat besi yang cukup untuk bayi prematur atau bayi berusia lebih dari 6 bulan. Karena itu suplementasi zat besi sebaiknya diberikan pada ibu menyusui dengan bayi prematur. Nutrisi yang tidak adekuat dan stres dapat menurunkan jumlah produksi ASI.
Menyusui adalah suatu proses alamiah. Berjuta-juta ibu di seluruh dunia berhasil menyusui bayinya tanpa pernah membaca buku tentang ASI bahkan ibu yang buta huruf pun dapat menyusui anaknya dengan baik. Walaupun demikian dalam lingkungan kebudayaan kita saat ini melakukan hal yang alamiah tidaklah selalu mudah (Utami Roeli, 2000).
Keberhasilan menyusui harus diawali dengan kepekaan terhadap waktu yang tepat saat pemberian ASI. Kalau diperhatikan sebelum sampai menangis bayi sudah bisa memberikan tanda-tanda kebutuhan akan ASI berupa gerakan-gerakan memainkan mulut dan lidah atau tangan di mulut.
Kendala terhadap pemberian ASI telah teridentifikasi, hal ini mencakup faktor-faktor seperti kurangnya informasi dari pihak perawat kesehatan bayi, praktik-praktik rumah sakit yang merugikan seperti pemberian air dan suplemen bayi tanpa kebutuhan medis, kurangnya perawatan tindak lanjut pada periode pasca kelahiran dini, kurangnya dukungan dari masyarakat luas (Maribeth Hasselquist, 2006).
Seorang ibu dengan bayi pertamanya mungkin akan mengalami berbagai masalah, hanya karena tidak mengetahui cara-cara yang sebenarnya sangat sederhana, seperti cara menaruh bayi pada payudara ketika menyusui, isapan yang mengakibatkan puting terasa nyeri dan masih banyak lagi masalah lain. Untuk itu seorang ibu butuh seseorang yang dapat membimbingnya dalam merawat bayi termasuk dalam menyusui. Orang yang dapat membantunya terutama adalah orang yang berpengaruh besar dalam hidupnya atau disegani seperti suami, keluarga atau kerabat atau kelompok ibu-ibu pendukung ASI dan dokter atau tenaga kesehatan. Untuk mencapai keberhasilan menyusui diperlukan pengetahuan mengenai tehnik-tehnik menyusui yang benar (Soetjingsih, 1997).

B.    Rumusan Masalah
Masih terdapat ibu yang belum mengetahui cara-cara menyusui yang baik dan benar serta masalah-masalah dalam pemberian ASI.

C.    Tujuan Penulisan
Adapun tujuan  dari penulisan  makalah ini yaitu sebagai berikut :
1.    Sebagai tugas individu
2.    Untuk mengetahui cara menyusui yang baik dan benar
3.    Untuk mengetahui masalah-masalah dalam pemberian ASI



BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Menyusui
Menyusui adalah proses pemberian susu kepada bayi atau anak kecil dengan air susu ibu (ASI) dari payudara ibu. Bayi menggunakan refleks menghisap untuk mendapatkan dan menelan susu. Bukti eksperimental menyimpulkan bahwa air susu ibu adalah gizi terbaik untuk bayi. Para pakar masih memperdebatkan seberapa lama periode menyusui yg paling baik dan seberapa jauh risiko penggunaan susu formula.
Pemerintah dan organisasi internasional sepakat untuk mempromosikan menyusui sebagai metode terbaik untuk pemberian gizi bayi setidaknya tahun pertama dan bahkan lebih lama lagi, antara lain WHO, Akademi Dokter Anak Amerika (American Academy of Pediatrics), dan Departemen Kesehatan.
Ketika bayi menghisap payudara, hormon yang bernama oksitosin membuat ASI mengalir dari dalam alveoli, melalui saluran susu (ducts/milk canals) menuju reservoir susu (sacs) yang berlokasi di belakang areola, lalu ke dalam mulut bayi.

B.    Keunggulan ASI
Keunggulan dan manfaat menyusui dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu: aspek gizi, aspek imunologik, aspek psikologi, aspek kecerdasan, neurologis, ekonomis dan aspek penundaan kehamilan.

1. Aspek Gizi
Manfaat Kolostrum
a)    Kolostrum mengandung zat kekebalan terutama IgA untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi terutama diare.
b)    Jumlah kolostrum yang diproduksi bervariasi tergantung dari hisapan bayi pada hari-hari pertama kelahiran. Walaupun sedikit namun cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi. Oleh karena itu kolostrum harus diberikan pada bayi.
c)    Kolostrum mengandung protein,vitamin A yang tinggi dan mengandung karbohidrat dan lemak rendah, sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama kelahiran.
d)    Membantu mengeluarkan mekonium yaitu kotoran bayi yang pertama berwarna hitam kehijauan.
Komposisi ASI :
e)    ASI mudah dicerna, karena selain mengandung zat gizi yang sesuai, juga mengandung enzim-enzim untuk mencernakan zat-zat gizi yang terdapat dalam ASI tersebut.
f)    ASI mengandung zat-zat gizi berkualitas tinggi yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan bayi/anak.
g)    Selain mengandung protein yang tinggi, ASI memiliki perbandingan antara Whei dan Casein yang sesuai untuk bayi. Rasio Whei dengan Casein merupakan salah satu keunggulan ASI dibandingkan dengan susu sapi. ASI mengandung whey lebih banyak yaitu 65:35. Komposisi ini menyebabkan protein ASI lebih mudah diserap. Sedangkan pada susu sapi mempunyai perbandingan Whey :Casein adalah 20 : 80, sehingga tidak mudah diserap.
Komposisi Taurin, DHA dan AA pada ASI :
h)    Taurin adalah sejenis asam amino kedua yang terbanyak dalam ASI yang berfungsi sebagai neuro-transmitter dan berperan penting untuk proses maturasi sel otak. Percobaan pada binatang menunjukkan bahwa defisiensi taurin akan berakibat terjadinya gangguan pada retina mata.
i)    Decosahexanoic Acid (DHA) dan Arachidonic Acid (AA) adalah asam lemak tak jenuh rantai panjang (polyunsaturated fatty acids) yang diperlukan untuk pembentukan sel-sel otak yang optimal. Jumlah DHA dan AA dalam ASI sangat mencukupi untuk menjamin pertumbuhan dan kecerdasan anak. Disamping itu DHA dan AA dalam tubuh dapat dibentuk/disintesa dari substansi pembentuknya (precursor) yaitu masing-masing dari Omega 3 (asam linolenat) dan Omega 6 (asam linoleat).
2. Aspek Imunologik
a)    ASI mengandung zat anti infeksi, bersih dan bebas kontaminasi.
b)    Immunoglobulin A (Ig.A) dalam kolostrum atau ASI kadarnya cukup tinggi. Sekretori Ig.A tidak diserap tetapi dapat melumpuhkan bakteri patogen E. coli dan berbagai virus pada saluran pencernaan.
c)    Laktoferin yaitu sejenis protein yang merupakan komponen zat kekebalan yang mengikat zat besi di saluran pencernaan.
d)    Lysosim, enzym yang melindungi bayi terhadap bakteri (E. coli dan salmonella) dan virus. Jumlah lysosim dalam ASI 300 kali lebih banyak daripada susu sapi.
e)    Sel darah putih pada ASI pada 2 minggu pertama lebih dari 4000 sel per mil. Terdiri dari 3 macam yaitu: Brochus-Asociated Lympocyte Tissue (BALT) antibodi pernafasan, Gut Asociated Lympocyte Tissue (GALT) antibodi saluran pernafasan, dan Mammary Asociated Lympocyte Tissue (MALT) antibodi jaringan payudara ibu.
f)    Faktor bifidus, sejenis karbohidrat yang mengandung nitrogen, menunjang pertumbuhan bakteri lactobacillus bifidus. Bakteri ini menjaga keasaman flora usus bayi dan berguna untuk menghambat pertumbuhan bakteri yang merugikan.

3.    Aspek Psikologik
a)    Rasa percaya diri ibu untuk menyusui : bahwa ibu mampu menyusui dengan produksi ASI yang mencukupi untuk bayi. Menyusui dipengaruhi oleh emosi ibu dan kasih saying terhadap bayi akan meningkatkan produksi hormon terutama oksitosin yang pada akhirnya akan meningkatkan produksi ASI.
b)     Interaksi Ibu dan Bayi: Pertumbuhan dan perkembangan psikologik bayi tergantung pada kesatuan ibu-bayi tersebut.
c)    Pengaruh kontak langsung ibu-bayi : ikatan kasih sayang ibu-bayi terjadi karena berbagai rangsangan seperti sentuhan kulit (skin to skin contact). Bayi akan merasa aman dan puas karena bayi merasakan kehangatan tubuh ibu dan mendengar denyut jantung ibu yang sudah dikenal sejak bayi masih dalam rahim.
4.    Aspek Kecerdasan
a)    Interaksi ibu-bayi dan kandungan nilai gizi ASI sangat dibutuhkan untuk perkembangan system syaraf otak yang dapat meningkatkan kecerdasan bayi.
b)    Penelitian menunjukkan bahwa IQ pada bayi yang diberi ASI memiliki IQ point 4.3 point lebih tinggi pada usia 18 bulan, 4-6 point lebih tinggi pada usia 3 tahun, dan 8.3 point lebih tinggi pada usia 8.5 tahun, dibandingkan dengan bayi yang tidak diberi ASI.
5.    Aspek Neurologis
a)    Dengan menghisap payudara, koordinasi syaraf menelan, menghisap dan bernafas yang terjadi pada bayi baru lahir dapat lebih sempurna.
6.    Aspek Ekonomis
a)    Dengan menyusui secara eksklusif, ibu tidak perlu mengeluarkan biaya untuk makanan bayi sampai bayi berumur 4 bulan. Dengan demikian akan menghemat pengeluaran rumah tangga untuk membeli susu formula dan peralatannya.
7.    Aspek Penundaan Kehamilan
a)    Dengan menyusui secara eksklusif dapat menunda haid dan kehamilan, sehingga dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi alamiah yang secara umum dikenal sebagai Metode Amenorea Laktasi (MAL).
C.    Manfaat Menyusui
1.    Manfaat Menyusui bagi Bayi
ASI menyediakan nutrisi lengkap bagi bayi. ASI mengandung protein, mineral, air, lemak, serta laktosa. ASI memberikan seluruh kebutuhan nutrisi dan energi selama 1 bulan pertama, separuh atau lebih nutrisi selama 6 bulan kedua dalam tahun pertama, dan 1/3 nutrisi atau lebih selama tahun kedua. ASI juga menyediakan perlindungan terhadap infeksi dan penyembuhan yang lebih cepat dari infeksi. Imunoglobulin A terdapat dalam jumlah yang banyak di dalam kolostrum sehingga memberikan bayi tersebut kekebalan tubuh pasif terhadap infeksi. Terdapat faktor bifidus di dalam air susu ibu yang menyebabkan pertumbuhan dari Lactobacillus bifidus yang dapat menurunkan kumpulan bakteri patogen (menyebabkan penyakit pada manusia) penyebab diare.
Berdasarkan penelitian di negara maju, ASI dapat menurunkan angka infeksi saluran pernapasan bawah, otitis media (infeksi pada telinga tengah), meningitis bakteri (radang selaput otak), infeksi saluran kemih, diare, dan necrotizing enterocolitis.
Karena protein yang terdapat pada ASI adalah protein yang spesifik untuk manusia, maka pengenalan lebih lama terhadap protein asing atau protein lain yang terdapat di dalam susu formula, dapat mengurangi dan memperlambat terjadinya alergi.

2.    Manfaat Menyusui bagi Ibu
Hormon oksitosin dilepaskan selama menyusui yang menyebabkan peningkatan kontraksi rahim, mencegah involusi rahim, dan menurunkan angka kejadian perdarahan setelah melahirkan. Wanita yang menyusui, menurunkan angka kejadian kanker indung telur dan kanker payudara setelah menopause sesuai dengan lamanya waktu dia menyusui. Wanita yang menyusui juga dapat mengurangi angka kejadian osteoporosis dan patah tulang panggul setelah menopause, serta menurunkan kejadian obesitas karena kehamilan.
Meyusui dapat menciptakan ikatan antara ibu dengan bayi yang juga dapat mengurangi biaya dibandingkan dengan pemakaian susu formula. Menyusui memperlambat ovulasi (keluar dan matangnya sel telur) setelah melahirkan sehingga menjadi suatu bentuk KB alamiah.

D.    Cara Menyusui yang Benar
Terdapat berbagai posisi untuk menyusui namun posisi yang baik adalah dimana posisi kepala dan badan bayi berada pada garis yang lurus sehingga bayi dapat menyusui dengan nyaman. Selain itu posisi ibu pun harus nyaman. Cara menyusui yang benar adalah :
1. Cobalah untuk menyangga punggung, bahu, dan leher bayi. Bayi sebaiknya dapat menggerakkan kepalanya ke depan dan ke belakang dengan mudah
2. Letakkan bayi dengan posisi hidungnya setara dengan puting sehingga bayi akan melekat sempurna dengan payudara
3. Tunggu sampai bayi membuka mulut lebar dengan lidah di bawah, ibu dapat membuat bayi dalam posisi ini dengan merangsang bibir bagian atas bayi dengan jari ibu
4. Bayi anda akan mendekatkan kepalanya ke payudara dengan dahi terlebih dahulu
5. Bayi akan membuka mulutnya lebar untuk mencakup putting dan lingkaran gelap di sekitar puting, puting ibu sebaiknya berada pada langit-langit mulut bayi
6. Untuk merangsang bayi melepaskan mulutnya dari puting, dengan lembut letakkan ujung jari ibu pada sudut mulut bayi dan bayi akan secara otomatis membuka mulutnya. Jangan menarik secara paksa karena akan menimbulkan luka pada putting

E.     Masalah-masalah dalam pemberian ASI
Masalah masalah menyusui pada bayi:
1.      Bayi Sering Menangis
Tangisan bayi dapat dijadikan sebagai cara berkomuniksi antara ibu dan buah hati. Pada saat bayi menangis, maka cari sumber penyebabnya. Dan yang paling sering karena kurang ASI.
2.      Bayi Bingung Puting (Nipple Confusion)
Bingung Puting (Nipple Confusion) terjadi akibat pemberian susu formula dalam botol yang berganti-ganti. Hal ini akibat mekanisme menyusu pada puting susu ibu berbeda dengan mekanisme menyusu pada botol. Menyusu pada ibu memerlukan kerja otot-otot pipi, gusi, langit-langit dan lidah. Sedangkan menyusu pada botol bersifat pasif, tergantung pada faktor pemberi yaitu kemiringan botol atau tekanan gravitasi susu, besar lubang dan ketebalan karet dot.
Tanda bayi bingung puting antara lain:
1.      Bayi menolak menyusu
2.      Isapan bayi terputus-putus dan sebentar-bentar
3.      Bayi mengisap puting seperti mengisap dot
Hal yang perlu diperhatikan agar bayi tidak bingung puting antara lain:
1.      Berikan susu formula menggunakan sendok ataupun cangkir.
2.      Berikan susu formula dengan indikasi yang kuat.
3.      Bayi dengan BBLR dan Bayi Prematur
Bayi dengan berat badan lahir rendah, bayi prematur maupun bayi kecil mempunyai masalah menyusui karena refleks menghisapnya lemah. Oleh karena itu, harus segera dilatih untuk menyusu. Bila bayi dirawat di rumah sakit, harus lebih sering dijenguk, disentuh dengan kasih sayang dan bila memungkinkan disusui.

4.      Bayi dengan Ikterus
Ikterik pada bayi sering terjadi pada bayi yang kurang mendapatkan ASI. Ikterik dini terjadi pada bayi usia 2-10 hari yang disebabkan oleh kadar bilirubin dalam darah tinggi.
     Untuk mengatasi agar tidak terjadi hiper bilirubinemia pada bayi maka:
1.      Segeralah menyusui bayi setelah lahir.
2.      Menyusui bayi, sesering mungkin tanpa jadwal dan on demand.
Oleh karena itu, menyusui dini sangat penting karena bayi akan mendapat kolustrum. Kolustrum membantu bayi mengeluarkan mekonium, bilirubin dapat dikeluarkan melalui feses sehingga mencegah bayi tidak kuning.
5.      Bayi dengan Bibir Sumbing
Bayi dengan bibir sumbing tetap masih bisa menyusu. Pada bayi dengan bibir sumbing pallatum molle (langit-langit lunak) dan pallatum durum (langit-langit keras), dengan posisi tertentu masih dapat menyusu tanpa kesulitan. Meskipun bayi terdapat kelainan, ibu harus tetap menyusui karena dengan menyusui dapat melatih kekuatan otot rahang dan lidah. Anjuran menyusui pada keadaan ini dengan cara:
1.      Posisi bayi duduk.
2.      Saat menyusui, puting dan areola dipegang.
3.      Ibu jari digunakan sebagai penyumbat celah pada bibir bayi.
4.      Asi perah diberikan pada bayi dengan labiopalatoskisis (sumbing pada bibir dan langit-langit).
6.      Bayi Kembar
Posisi yang dapat digunakan pada saat menyusui bayi kembar adalah dengan posisi memegang bola (football position). Pada saat menyusui secara bersamaan, bayi menyusu secara bergantian. Susuilah bayi sesering mungkin. Apabila bayi ada yang dirawat di rumah sakit, berikanlah ASI peras dan susuilah bayi yang ada dirumah. Agar ibu dapat beristirahat maka sebaiknya mintalah bantuan pada anggota keluarga atau orang lain untuk mengasuh bayi Anda.
7.      Bayi Sakit
Bayi sakit dengan indikasi khusus tidak diperbolahkan mendapatkan makanan per oral, tetapi pada saat kondisi bayi sudah memungkinkan maka berikan ASI. Menyusui bukan kontraindikasi pada bayi sakit dengan muntah-muntah ataupun diare. Posisi menyusui yang tepat dapat mencegah timbulnya muntah, antara lain dengan posisi duduk. Berikan ASI sedikit tapi sering kemudian sendawakan. Pada saat bayi akan ditidurkan, posisikan tengkurap atau miring kanan untuk mengurangi bayi tersedak karena regurgitasi.

8.      Bayi dengan Lidah Pendek (Lingual Frenulum)
Bayi dengan lidah pendek atau lingual frenulum (jaringan ikat penghubung lidah dan dasar mulut) yang pendek dan tebal serta kaku tak elastis, sehingga membatasi gerak lidah dan bayi tidak dapat menjulurkan lidahnya untuk “mengurut” puting dengan optimal.
Akibat lidah bayi tidak sanggup “memegang” puting dan areola dengan baik, maka proses laktasi tidak dapat berjalan dengan sempurna. Oleh karena itu, ibu dapat membantu dengan menahan kedua bibir bayi segera setelah bayi dapat “menangkap” putting dan areola dengan benar. Kemudian posisi kedua bibir bayi dipertahankan agar tidak berubah-ubah.

9.      Bayi yang Memerlukan Perawatan
Pada saat bayi sakit dan memerlukan perawatan, padahal bayi masih menyusu, sebaiknya ibu tetap merawat dan memberikan ASI. Apabila tidak terdapat fasilitas, maka ibu dapat memerah ASI dan menyimpannya. Cara penyimpanan ASI perahpun juga perlu diperhatikan, agar tidak mudah basi.

10.  Menyusui dalam Keadaan Darurat
Masalah pada keadaan darurat misalnya: kondisi ibu yang panik sehingga produksi ASI dapat berkurang; makanan pengganti ASI tidak terkontrol.
Rekomendasi untuk mengatasi keadaan darurat tersebut antara lain: pemberian ASI harus dilindungi pada keadaan darurat, pemberian makanan pengganti ASI (PASI) dapat diberikan dalam kondisi tertentu dan hanya pada waktu dibutuhkan; bila memungkinkan pemberian PASI tidak menggunakan botol.
Masalah masalah menyusui pada ibu :
1.      Ibu Melahirkan Dengan Bedah Sesar.
Meskipun seorang ibu menjalani persalinan sesar tetapi ada juga yang mempunyai keinginan kuat untuk tetap memberikan ASI pada bayinya. Namun demikian, ada beberapa keadaan yang dapat mempengaruhi ASI baik langsung maupun tidak langsung antara lain: pengaruh pembiusan saat operasi, psikologi ibu.
Ibu dengan pasca persalinan sesar tetap dapat memberikan ASI nya. Hal yang perlu diperhatikan pada kondisi ini adalah :
a.       Mintalah segera mungkin untuk dapat menyusui.
b.      Cari posisi yang nyaman untuk menyusui seperti : lying flat on your back, clutch (football) hold, side lying, cross cradle (transition) hold.
c.       Mintalah dukungan dari keluarga.
d.      Berdoa dan yakinlah bahwa ibu dapat memberikan ASI.
2.      Ibu Sakit.
Ibu sakit bukan merupakan alasan untuk berhenti menyusui. Justru dengan tetap menyusui, ASI akan melindungi bayi dari penyakit. Perlu diperhatikan, pada saat ibu sakit diperlukan bantuan dari orang lain untuk mengurus bayi dan rumah tangga. Dengan harapan, ibu tetap mendapatkan istirahat yang cukup.
Periksalah ke tenaga kesehatan terdekat, untuk mendapatkan pengobatan yang tidak mempengaruhi ASI maupun bayi.
3.      Ibu Penderita Hepatitis (hbsag +) Dan Ibu Penderita Hiv/Aids (+).
Masih ada perbedaan pandangan mengenai penularan penyakit HIV/AIDS atau Hepatitis melalui ASI dari ibu penderita kepada bayinya. Ada yang berpendapat bahwa ibu penderita HIV/AIDS atau Hepatitis tidak diperkenankan untuk menyusui. Namun demikian, WHO berpendapat: ibu penderita tetap dianjurkan memberikan ASI kepada bayinya dengan berbagai pertimbangan. Antara lain: alasan ekonomi, aspek kesehatan ibu.

4.      Ibu penderita TBC paru.
Pada ibu penderita TBC paru tetap dianjurkan untuk menyusui, karena kuman TBC tidak ditularkan melalui ASI. Ibu tetap diberikan pengobatan TBC paru secara adekuat dan diajarkan cara pencegahan pada bayi dengan menggunakan masker. Bayi diberikan INH sebagai profilaksis. Pengobatan pada ibu dilakukan kurang lebih 3 bulan kemudian dilakukan uji Mantoux pada bayi. Bila hasil negatif terapi INH dihentikan dan imunisasi bayi dengan vaksinasi BCG.
5.      Ibu penderita diabetes.
Bayi tetap diberikan ASI, namun kadar gula darahnya tetap dimonitor.
6.      Ibu hamil.
Pada saat ibu masih menyusui, terkadang hamil lagi. Dalam hal ini tidak membahayakan bagi ibu maupun bayi, asalkan asupan gizi pada saat menyusui dan hamil terpenuhi. Namun demikian, perlu dipertimbangkan adanya hal-hal yang dapat dialami antara lain: puting susu lecet, keletihan, ASI berkurang, rasa ASI berubah dan dapat terjadi kontraksi uterus dari isapan bayi.


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Menyusui adalah proses pemberian susu kepada bayi atau anak kecil dengan air susu ibu (ASI) dari payudara ibu. Bayi menggunakan refleks menghisap untuk mendapatkan dan menelan susu. Bukti eksperimental menyimpulkan bahwa air susu ibu adalah gizi terbaik untuk bayi. Para pakar masih memperdebatkan seberapa lama periode menyusui yg paling baik dan seberapa jauh risiko penggunaan susu formula.
Keunggulan dan manfaat menyusui dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu: aspek gizi, aspek imunologik, aspek psikologi, aspek kecerdasan, neurologis, ekonomis dan aspek penundaan kehamilan
Selain itu, adapun masalah-masalah dalam menyusui yaitu sebagai berikut :
a)    Bayi Sering Menangis
b)    Bayi Bingung Puting (Nipple Confusion)
c)    Bayi dengan BBLR dan Bayi Prematur
d)    Bayi dengan Ikterus
e)    Bayi dengan Bibir Sumbing
f)    Bayi Kembar
g)    Bayi Sakit
h)    Bayi dengan Lidah Pendek (Lingual Frenulum)
i)    Bayi yang Memerlukan Perawatan
j)    Menyusui dalam Keadaan Darurat


B.    Saran
Perlu adanya peningkatan dalam memberikan penyuluhan atau konseling tentang menyusui  terutama tentang manfaat yang bisa didapatkan oleh bayi atau pun ibu. Ada baiknya konseling menyusui ini tidak hanya dilakukan pada ibu yang sudah memiliki bayi tetapi juga yang sedang dalam masa kehamilan dengan tujuan untuk pembekalan ibu ketika melahirkan nanti akan menerapkan inisiasi menyusu dini dan dilanjutkan dengan pemberian ASI secara eksklusif selama 6 bulan.


DAFTAR PUSTAKA

Website :
http://www.kti-skripsi.com/2010/04/kti-k1ebidanan-cara-menyusui.html

http://www.google.com/images?um....

http://www.lusa.web.id/masalah-menyusui-pada-bayi/

http://bayidananak.com/2010/03/29/beberapa-posisi-menyusui-yang-benar/

Menapaki Jalan Cinta

Cinta dapat menaklukkan  segalanya. Rasa takut untuk mati tiba – tiba hilang begitu saja saat mengetahui orang yang dikasihi telah tiada dan langsung  muncul keinginan  mengikuti jejak yang dikasihi.
Kata cinta selalu saja dikaitkan dengan yang namanya nafsu, seperti yang diterangkan pada surah Ali ‘imran ayat 14. Dalam cinta ada dorongan untuk selalu ingin menikmati segala keindahan, kesenangan, dan rasa bahagia yang dihadirkan. Akan tetapi, dalam cinta juga bisa menghadirkan kesengsaraan, kegalauan, dan kesedihan bagi orang – orang yang selalu mengagung – agungkan  cinta.

Menapaki jalan cinta para pejuang, perjuangan untuk menaklukkan cinta dengan melakukan pergulatan  jiwa. Dalam cinta, “kita lemah Karena posisi jiwa kita salah.” Dan memang sungguh salah jika kita mencintai seseorang, lalu menggantungkan kebahagiaan  yang kita miliki dalam kehidupan orang yang kita kasihi tersebut. Kalau saja dengan kata “Mencintai” sudah cukup membahagiakan hati, tentunya kita tidak perlu risau jika “Tak dicintai”. Dan itu arrtinya, “Mencintai tak harus memiliki”.

Perjuangan dalam menapaki jalan cinta.Dunia yang semakin berubah,sebagaimana dunia yang dulunya  menjadi kiblat bebas nilai, kini semakin mengahargai nilai. Dan pelajaran itu didapatkan dari berbagai pengalaman pribadi yang di alami. Menghargai diri itulah intinya,dengan selalu menjaga diri dari hal – hal yang di benci Allah SWT.Dengan tidak berzina misalnya, karena  merupakan suatu perbuatan  yang hanya membawa mudarat, menimbulkan macam- macam kerusakan sosial dan menyuburkan  berbagai penyakit menular dalam tubuh.

Cinta, sebuah kata yang harusnya tidak hanya disematkan pada orang tertentu yang dikasihi. Tetapi juga pada bagian – bagian tubuh yang ada pada diri kita. Mata misalnya, bukankah merupakan suatu bagian dari tubuh yang patut kita agungkan?!! Terlebih kepada yang telah menciptakan. Bayangkan baiknya Allah menciptakan segala kesempurnaan yang ada dalam diri kita. Dengan mata yang kita miliki, kita bisa melihat betapa indahnya alam yang kita tempati ini! Dan untuk setiap paginya mata ini bisa menikmati terbitnya matahari dengan begitu mempesona!?

Subhanallaah…Sungguh besar cinta yang dikaruniakanNya kepada kita.Dan sungguh berdosa jika kita tidak menghargai apa yang telah diberikan. Menjaga cintaNya selain melakukan  hal – hal yang disukaiNya juga  dengan selalu bersikap rendah diri dan mencintai pula antara sesama maka Insya  Allah, kita termasuk dalam golongan orang – orang yang menjadi kekasih Allah…
Nb:: ini adalah catatan yg pernah hilang,, PR dari seorang dosen setelah dipinjami sebuah buku & saya diminta untuk membuat kesimpulan dari apa yg sudah saya baca... ^^

STOP BERBURUK SANGKA

Mungkin saja terlalu banyak hal baik yang diharapkan pada orang lain. Dan ketika semua itu tak sesuai dengan harapan, yang ada hanya mendatangkan kekecewaan. Dalam kehidupan pertemanan/persaudaraan terkadang ada suka dan tidaknya yang perlu dijaga adalah kekompakan dan pengertian.
Saat seseorang  diantara mereka melakukan sesuatu yang tak mengenakan, secara spontan tanggapan sikap maupun ucapan yang tak pantas keluar begitu saja. Sejujurnya saat itulah kita semua telah membuka topeng kita masing-masing dan telah melihat dan silahkan menilai kebaikan atau keburukan yang sudah sangat jelas tergambar dari semua itu.

Lisan kita sudah terkotori dengan berbagai umpatan yang sungguh tak pantas untuk diperdengarkan. Coba saja, tanyakan pada hati kecil kita, tegakah semua ini untuk di lakukan?!!
Sanggupkah kita untuk berburuk sangka terhadap teman / saudara kita sendiri ?

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Artinya : Berhati-hatilah kalian dari tindakan berprasangka buruk, karena prasangka buruk adalah seduta-dusta ucapan. Janganlah kalian saling mencari berita kejelekan orang lain, saling memata-matai, saling mendengki, saling membelakangi, dan saling membenci. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhari hadits no. 6064 dan Muslim hadits no. 2563]

Amirul Mukminin Umar bin Khathab berkata, “Janganlah engkau berprasangka terhadap perkataan yang keluar dari saudaramu yang mukmin kecuali dengan persangkaan yang baik. Dan hendaknya engkau selalu membawa perkataannya itu kepada prasangka-prasangka yang baik”
Bukankah itu artinya semuanya salah. Tak ada yang benar dengan alasan -alasan   yang mewakili keegoisan pribadi. Kita sepertinya tidak mampu untuk menanggapi ketidaksepahaman dengan pemikiran –pemikiran yang lebih waras dan bijak!

Berhentilah kita untuk  terus-terusan  berburuk sangka dan mempermasalahkan hari kemarin, tanpa mau memberikan senyuman dan membagi kebahagiaan untuk hari esok.

Jumat, 21 Desember 2012

PENATALAKSANAAN DIET PADA PASIEN FEBRIS PRO EV

LAPORAN STUDI KASUS
PENATALAKSANAAN DIET PADA PASIEN FEBRIS PRO EV  

                                                                      BAB I
                                                            PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Demam berarti suhu tubuh di atas batas normal biasa, dapat disebabkan oleh kelainan dalam otak sendiri atau oleh zat toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu, penyakit-penyakit bakteri, tumor otak atau dehidrasi. (Guyton, 1990). Demam adalah keadaan dimana terjadi kenaikan suhu hingga 380 C atau lebih. Ada juga yang yang mengambil batasan lebih dari 37,80C. Sedangkan bila suhu tubuh lebih dari 400C disebut demam tinggi (hiperpireksia). (Julia, 2000)
Tubuh manusia merupakan organ yang mampu menghasilkan panas secara mandiri dan tidak tergantung pada suhu lingkungan. Tubuh manusia memiliki seperangkat sistem yang memungkinkan tubuh menghasilkan, mendistribusikan, dan mempertahankan suhu tubuh dalam keadaan konstan. Panas yang dihasilkan tubuh sebenarnya merupakan produk tambahan proses metabolisme yang utama.
Suhu tubuh manusia cenderung berfluktuasi setiap saat. Banyak faktor yang dapat menyebabkan fluktuasi suhu tubuh. Untuk mempertahankan suhu tubuh manusia dalam keadaan konstan, diperlukan regulasi suhu tubuh. Suhu tubuh manusia diatur dengan mekanisme umpan balik (feed back) yang diperankan oleh pusat pengaturan suhu di hipotalamus. Apabila pusat temperatur hipotalamus mendeteksi suhu tubuh yang terlalu panas, tubuh akan melakukan mekanisme umpan balik. Mekanisme umpan balik ini terjadi bila suhu tubuh inti telah melewati batas toleransi tubuh untuk mempertahankan suhu, yang disebut titik tetap (set point). Titik tetap tubuh dipertahankan agar suhu tubuh inti konstan pada 37°C. apabila suhu tubuh meningkat lebih dari titik tetap, hipotalamus akan terangsang untuk melakukan serangkaian mekanisme untuk mempertahankan suhu dengan cara menurunkan produksi panas dan meningkatkan pengeluaran panas sehingga suhu kembali pada titik tetap.
Penyakit Febris pro ev dapat menyebabkan terjadinya dehisrasi dikarenakan adanya peningkatan suhu tubuh. Penyakit ini terjadi karena terganggunta sistem kekebalan tubuh yang dimana masuknya zat asing ke dalam tubuh. Oleh karena itu, untuk memerangi zat asing tersebut perlu dengan meningkatkan proteolisis yang menghasilkan asam amino yang berperan dalam pembentukan antibodi atau sistem kekebalan tubuh, hal ini bisa kita dapatkan dari asupan makanan. Dan itu artinya, perlu adanya penatalaksanaan diet secara umum bagi penderita Febris pro ev, hal ini penting juga untuk diketahui pasien untuk menurunkan resiko terhadap komplikasi lebih lanjut dari penyakit yang diderita.

B.    Tujuan
1.    Tujuan Umum
Mahasiswa mampu merencanakan dan melakukan manajemen asuhan gizi klinik pada pasien secara individual di rumah sakit.
2.    Tujuan Khusus
a.    Mahasiswa mampu menginventarisasi data subyektif dan obyektif pasien.
b.    Mahasiswa mampu mengkaji data dasar, menganalisis tingkat resiko gizi dan menentukan permasalahan gizi.
c.    Mahasiswa mampu merencanakan asuhan gizi pasien.
d.    Mahasiswa mampu mengimplementasikan rencana asuhan gizi yang telah disusun pada pasien.
e.    Mahasiswa mampu melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan asuhan gizi.
f.    Mahasiswa mampu melakukan motivasi terhadap pasien melalui konseling gizi.
g.    Mahasiswa mampu menyususn laporan asuhan gizi pasien.

                                                                   BAB II
                                                       TINJAUAN PUSTAKA

A.    Gambaran Umum Penyakit
1.1.    Definisi
Menurut kamus kedokteran, pireksia (febris, fever, demam) adalah peningkatan suhu tubuh di atas normal; setiap penyakit yang ditandai dengan peningkatan suhu tubuh. (Dorland, 2002)
Demam berarti suhu tubuh di atas batas normal biasa, dapat disebabkan oleh kelainan dalam otak sendiri atau oleh zat toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu, penyakit-penyakit bakteri, tumor otak atau dehidrasi. (Guyton, 1990).
Demam adalah keadaan dimana terjadi kenaikan suhu hingga 380 C atau lebih. Ada juga yang yang mengambil batasan lebih dari 37,80C. Sedangkan bila suhu tubuh lebih dari 400C disebut demam tinggi (hiperpireksia) . (Julia, 2000)

1.2.    Etiologi
Demam terjadi bila pembentukan panas melebihi pengeluaran. Demam dapat berhubungan dengan infeksi, penyakit kolagen, keganasan, penyakit metabolik maupun penyakit lain. (Julia, 2000). Menurut Guyton (1990) demam dapat disebabkan karena kelainan dalam otak sendiri atau zat toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu, penyakit-penyakit bakteri, tumor otak atau dehidrasi.

1.3.    Patofisiologi
Demam terjadi sebagai respon tubuh terhadap peningkatan set point, tetapi ada peningkatan suhu tubuh karena pembentukan panas berlebihan tetapi tidak disertai peningkatan set point. (Julia, 2000) Demam adalah sebagai mekanisme pertahanan tubuh (respon imun) anak terhadap infeksi atau zat asing yang masuk ke dalam tubuhnya. Bila ada infeksi atau zat asing masuk ke tubuh akan merangsang sistem pertahanan tubuh dengan dilepaskannya pirogen. Pirogen adalah zat penyebab demam, ada yang berasal dari dalam tubuh (pirogen endogen) dan luar tubuh (pirogen eksogen) yang bisa berasal dari infeksi oleh mikroorganisme atau merupakan reaksi imunologik terhadap benda asing (non infeksi).
Pirogen selanjutnya membawa pesan melalui alat penerima (reseptor) yang terdapat pada tubuh untuk disampaikan ke pusat pengatur panas di hipotalamus. Dalam hipotalamus pirogen ini akan dirangsang pelepasan asam arakidonat serta mengakibatkan peningkatan produksi prostaglandin (PGEZ). Ini akan menimbulkan reaksi menaikkan suhu tubuh dengan cara menyempitkan pembuluh darah tepi dan menghambat sekresi kelenjar keringat. Pengeluaran panas menurun, terjadilah ketidakseimbangan pembentukan dan pengeluaran panas. Inilah yang menimbulkan demam pada anak. Suhu yang tinggi ini akan merangsang aktivitas “tentara” tubuh (sel makrofag dan sel limfosit T) untuk memerangi zat asing tersebut. (Sinarty, 2003)
Sedangkan sifat-sifat demam dapat berupa menggigil atau krisis/flush.
Bila pengaturan termostat dengan mendadak diubah dari tingkat normal ke nilai yang lebih tinggi dari normal sebagai akibat dari kerusakan jaringan,zat pirogen atau dehidrasi. Suhu tubuh biasanya memerlukan beberapa jam untuk mencapai suhu baru. Krisis/flush. Bila faktor yang menyebabkan suhu tinggi dengan mendadak disingkirkan, termostat hipotalamus dengan mendadak berada pada nilai rendah, mungkin malahan kembali ke tingkat normal. (Guyton, 1999)

2.    Asupan Makanan.
Untuk melihat asupan makanan secara individu digunakan pengumpulan data asupan makanan yang dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a.    Metode Mengingat Makanan
b.    Metode Mengingat frekuensi Makanan (food frekuensi)
c.    Metode catatan makanan
d.    Metode pengumpulan Data Konsumsi Makanan pada Waktu Makan
B.    Penatalaksanaan diet sesuai permasalahan gizi
1.    Jenis diet :
Jenis diet makanan biasa diberikan kepada pasien ini dikarenakan status gizi pasien dalam keadaan normal dan juga keadaan umum pasien yang masih mampu menerima makanan biasa tanpa diet khusus.
2.    Tujuan Diet :
Memberikan makanan yang adekuat untuk :
a.    Membantu mengurangi  mual
b.    Mencegah/ mengurangi nyeri ulu hati
c.    Menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit.
d.    Mencegah terjadinya dehidrasi.
e.    Meningkatkan intake makanan
3.    Syarat diet :
a.    Diberikan energi yaitu 1679,27 kal/hr untuk memenuhi kebutuhan energi pasien.
b.    Diberikan protein 15%  dari total kebutuhan energi yaitu 62,9 gr/hr.
c.    Diberikan lemak 25% dari total kebutuhan energi yaitu 46,6 gr/hr.
d.    Diberikan KH 60% dari  sisa total kebutuhan energi yaitu 251,8 gr/hr.
e.    Tinggi cairan, untuk mencegah terjadinya dehidrasi.
f.    Diberikan vitamin dan mineral cukup sesuai kebutuhan .
g.    Pemberian makanan lewat oral
h.    Frekuensi makan 3x makan utama
i.    Makanan mudah dicerna, tidak merangsang dan tidak bergas.
j.    Bentuk makanan lunak


                                                                  BAB III
                                          CATATAN ASUHAN GIZI RESUME PAGT
                                                  (Proses Asuhan Gizi Terstandar )


                                                                   BAB IV
                                                          HASIL EVALUASI
A. Monitoring-Evaluasi
B.Implementasi Asuhan Gizi
1.    Diet Pasien
Pasien didiagnosa menderita Febris Pro ev,  diberikan diet makanan biasa dengan perencanaan kebutuhan selama pasien dalam masa perawatan di rumah sakit. Adapun perencanaan kebutuan pasien yaitu untuk energi: 1679,27 Kkal/hr, Protein: 15% (62,9 gr/hr), Lemak: 25% (46,6 gr/hr), KH: 60 % (251,8 gr/hr).
2.    Porsi Makanan Pasien
Porsi makanan pasien disesuaikan dengan standar porsi yang sudah ditetapkan di rumah sakit yaitu untuk nasi 150 gr (10 sdm), lauk hewani 40 gr (1 ptg), lauk nabati 30 gr (1ptg), dan sayuran 100 gr. Diberikan makanan yaitu 3 kali makanan utama  pada waktu pagi, siang, dan malam dengan menu yang berbeda serta tanpa snack atau selingan dikarenakan pasien di rawat pada ruang perawatan wanita kelas III.
3.    Distribusi Makanan Pasien
a.    Observasi distribusi di penyelenggaraan makanan
Distribusi dalam penyelenggaraan makanan yaitu secara desentralisasi untuk makanan pasien tanpa diet khusus. Secara desentralisasi makanan didistribusikan dengan menggunakan rantang, dan dibawa oleh pramusaji ke masing-masing dapur ruangan.
b.    Observasi distribusi di ruangan
Setelah makanan dibawa oleh pramusaji ke masing-masing dapur ruangan kemudian akan dibagikan ke pasien menggunakan alat makan yang diambil dari masing-masing pasien.
4.    Edukasi dan Konseling
Adapun dari kasus yang ada rencana edukasi dan konseling yaitu memberikan konseling tidak hanya kepada pasien tetapi juga melibatkan keluarga dan edukasi yang diberikan berupa :
a.    Memberikan motivasi agar pasien menghabiskan makanan yang diberikan untuk mengoptimalkan kondisi pasien.
b.    Memotivasi pasien untuk mematuhi diet  yang diberikan
c.    Memberikan pengetahuan tentang bahan makanan yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi

 
                                                                     BAB V
                                                              PEMBAHASAN
A.    Rencana Terapi
Pasien didiagnosa menderita Febris Pro ev,  diberikan diet makanan biasa  dengan Energi: 1679,27 Kkal/hr, Protein: 15% (62,9 gr/hr), Lemak: 25% (46,6 gr/hr), KH: 60 % (251,8 gr/hr). Pasien berusia 20 tahun dengan tinggi badan 150 cm. Status gizi pasien menurut BB/TB adalah status gizi normal. Pemberian diet yang diberikan diharapkan dapat meningkatkan intake makanan untuk memenuhi kebutuhan energi maupun zat gizi pasien dan mencegah terjadinya komplikasi .
Berdasarkan dari data yang ada tentang status pasien di rawat di Wanita  kelas III, maka dapat dilakukan assessment terhadap data-data tersebut. Bahwa pasien sebelum di rawat di Rumah sakit memiliki pola makan yang tidak teratur dan memiliki kebiasaan suka mengkonsumsi makanan yang manis-manis dan pedas.
Dari hasil observasi dan recall terhadap makanan yang dikonsumsi pasien selama dirawat , pasien tidak menghabiskan makanan yang disajikan. Oleh karena itu, asupan makan pasien belum dapat memenuhi sebagian besar dari kebutuhan. Pasien hanya mengkonsumsi makanan dari luar rumah sakit dengan porsi yang sedikit .
B.    Hasil Monitoring Skrining Gizi
Monitoring pasien studi kasus berlangsung mulai tanggal 16 Januari 2012, yang meliputi monitoring terhadap asupan makan pasien (konsumsi energi dan zat gizi pasien, perkembangan/perubahan antropometri, perkembangan pemeriksaan hasil laboratorium dan perkembangan fisik klinis.
1.    Tingkat Konsumsi Energi dan Zat Gizi
a.    Konsumsi Energi
    Asupan makanan merupakan faktor yang sangat penting dalam proses penyembuhan penyakit dan salah satu indikator dalam menentukkan diet yag diberikan. Asupan makan dipengaruhi oleh kondisi pasien, nafsu makan, penampilan makanan, faktor fisiologi, faktor kebosanan, rasa makanan dan lain-lain. Pengamatan asupan makanan pada studi kasus dilakukan selama 3 hari dengan 9 kali waktu makan. 
Dari pengamatan asupan makan pasien di atas terlihat bahwa asupan makan pasien selama 2 hari pengamatan belum mencukupi sesuai dengan  kebutuhan. Dimana kebutuhan energi seharusnya 1679,27 kal/hari, protein 62,9 gr/hari, lemak 46,6 gr/hari, dan karbohidrat  251,8 gr/hari belum terpenuhi. Hal ini terjadi karena keadaan pasien yang menurun disebabkan penyakit yang diderita dan nafsu makan yang juga semakin menurun karena adanya mual.
2.  Perkembangan Pengukuran Antropometri
Dari perkembangan pengukuran antopometri di atas, terlihat bahwa pengukuran berat badan yang dilakukan selama 2 hari, pada pra pengamatan sampai hari I pengamatan  tidak mengalami perubahan . Tidak adanya perubahan disebabkan karena asupan makanan yang kurang dari kebutuhan. Sedangkan untuk pengukuran tinggi badan dilakukan sekali pada pra pengamatan . Dari perhitungan status gizi berdasarkan IMT ( Indeks Massa Tubuh ) status gizi pasien berada pada kategori normal.
3.  Perkembangan Pemeriksaan Biokimia/Laboratorium
Dari perkembangannya belum terlihat perkembangan hasil pemeriksaan biokimia/laboratorium pasien karena pada pengamatan selanjutnya sudah tidak dilakukan pemeriksaan laboratorium lagi. Pada pra pengamatan hasil pemeriksaan  Widal negatif (-) dan leukosit 11 103/mm3.
4.    Perkembangan Pemeriksaan Fisik/Klinis
Dari  perkembangan pemeriksaan fisik/klinis  di atas,  terlihat bahwa keadaan umum pasien tergolong cukup dimana tekanan darah yang tekanan sistolik maupun diastolik tidak mengalami perubahan yang signifikan.Pada pemeriksaan nadi dari hari pra pengamatan 88x/menit, pengamatan hari I 88x//menit sedangkan pengamatan hari II 80x/menit. Suhu pada hari pra pengamatan 39,2 ยบ C kemudian pada pengamatan hari I sampai pengamatan hari II sama yaitu 36˚C. Pada  pernapasan hanya dilakukan pemeriksaan pada pra pengamatan. Dimana pernapasan pasien tergolong lemah yaitu 14x/menit hal ini dilihat dari kondisi pasien yang dalam keadaan lemas dan tidak bertenaga.
C.    Hasil Motivasi Diet Melalui Konseling Gizi
1.    Deskripsi Pemahaman Diet Pasien
Berdasarkan hasil pengamatan studi kasus selama 2 hari di rumah sakit asupan makan pasien  belum mencukupi sesuai kebutuhan Hal ini terjadi bukan karena pasien yang belum memahami edukasi yang diberikan tetapi kondisi pasien yang masih belum stabil karena penyakit yang diderita , dimana nafsu makan yang masih kurang  karena adanya mual .
2.    Observasi Sisa Makanan Pasien
Berdasarkan pada hasil observasi pengamatan selama 2 hari, pada hari pertama sampai hari  II pengamatan, pasien tidak menghabiskan makanan yang diberikan dari rumah sakit, hal ini terjadi karena masih adanya rasa mual setiap kali berusaha untuk menghabiskan makanan yang disajikan. Pasien juga makan makanan dari luar rumah sakit yang dibawa oleh keluarga pasien.
D.Evaluasi Asuhan Gizi
1.    Indikator Keberhasilan Asuhan Gizi
Berdasarkan hasil observasi dan recall terhadap makanan yang dikonsumsi pasien selama 2 hari pengamatan dari makanan yang disajikan rumah sakit,  dapat diketahui bahwa makanan yang dikonsumsi oleh pasien selama dirawat di rumah sakit asupannya masih dalam kategori kurang hal ini dilihat dari asupan  energi, protein, lemak maupun Karbohidrat yang belum mencukupi kebutuhan pasien.Hal ini dapat di ketahui bahwa pasien belum patuh  terhadap diet yang diberikan rumah sakit karena kondisi penyakit yang diderita dan lebih sering mengkonsumsi makanan dari luar rumah sakit.  Dengan melihat hal tersebut indikator keberhasilan asuhan gizi belum dapat dikatakkan berhasil, sehingga perlu adanya tindak lanjut.
2.    Rencana Tindak Lanjut
Berdasarkan pada indikator keberhasilan zat gizi diatas, tingkat kebutuhan zat gizi untuk pasien masih berada dibawah batas normal. Untuk itu maka perlu dilakukan rencana tindak lanjut, seperti edukasi dan konsultasi gizi kepada pasien dan keluarganya. Tujuannya adalah untuk memberikan motivasi kepada pasien agar mau berusaha  menghabiskan makanan yang diberikan dari rumah sakit dan mengerti tentang makanan yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi pasien. Hal ini dilakukan dengan memberikan penyuluhan individu kepada pasien dan keluarganya. Pada tahap selanjutnya perlu lagi dilakukan monitoring dan evaluasi terhadap rencana terapi gizi yang dianjurkan, meliputi antropometri, biokimia, fisik-klinis dan dietery pasien. Sehingga dapat mengetahui apakah pasien dapat mematuhi diet yang dianjurkan atau tidak.


                                                                  BAB VI
                                                KESIMPULAN DAN SARAN
A.    Kesimpulan
Dari studi kasus diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa :
1.    Dari diagnosa medis pasien didiagnosa menderita Febris pro ev dan mendapatkan diet makanan biasa dengan kebutuhan energi 1679,27 kal/hari.
2.    Diagnosa gizi yaitu (NI-5.1) : Peningkatan kebutuhan zat gizi (Tertentu), (NI-2.1)  : Kekurangan intakke makanan dan minuman oral, (NB-1.2) : Kebiasaan makan yang salah.
3.    Jenis diet makanan biasa diberikan makanan biasa tanpa diet khusus.
4.    Tujuan Diet :
Memberikan makanan yang adekuat untuk :
a.    Membantu mengurangi  mual
b.    Mencegah/ mengurangi nyeri ulu hati
c.    Menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit.
d.    Mencegah terjadinya dehidrasi.
e.    Meningkatkan intake makanan
5.    Syarat diet :
a.    Diberikan energi yaitu 1679,27 kal/hr untuk memenuhi kebutuhan energi pasien.
b.    Diberikan protein 15%  dari total kebutuhan energi yaitu 62,9 gr/hr.
c.    Diberikan lemak 25% dari total kebutuhan energi yaitu 46,6 gr/hr.
d.    Diberikan KH 60% dari  sisa total kebutuhan energi yaitu 251,8 gr/hr.
e.    Tinggi cairan, untuk mencegah terjadinya dehidrasi.
f.    Diberikan vitamin dan mineral cukup sesuai kebutuhan .
g.    Pemberian makanan lewat oral
h.    Frekuensi makan 3x makan utama
i.    Makanan mudah dicerna, tidak merangsang dan tidak bergas.
j.    Bentuk makanan lunak
6.    Hasil pengukuran antropometri selama 2 hari pengamatan hasilnya tetap.
7.    Asupan makan pasien selama 2 hari pengamatan kurang dari kebutuhan
8.    Untuk pemeriksaan biokomia pasien, pemeriksaan  Widal negatif dan leukosit meningkat.
9.    Untuk pemeriksaan fisik/ klinis, keadaan umum pasien cukup namun Suhu tubuh dan pernapasan pada pra pengamatan lemah.
10.    Hasil motivasi tentang pengaturan diet pasien belum berhasil .

B.    Saran
1.    Bagi pasien :
Disarankan agar pasien mematuhi diet yang telah diberikan oleh rumah sakit, dan menjalankan diet yang telah diberikan.
2.    Bagi Ahli gizi
Disarankan agar ahli gizi semakin meningkatkan kontrol diet bagi pasien baik yang sedang menjalankan rawat inap maupun rawat jalan.


                                                                   DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S, 2007. Penuntun Diet,  PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Nawangsasi,dkk, 2011. Perhitungan Kebutuhan Gizi . RSU DR.Saiful Anwar. Malang
Rosnelly,dkk, 2008. Pedoman Praktis Diagnosa Gizi Dalam Proses Asuhan Gizi Terstandar. Instalasi Gizi RSU DR.Saiful Anwar. Malang
Sylvia, dkk, 2005. Patofisiologi 2 Edisi 6. EGC Jakarta.
Dwi, 2010. LP Febris (Demam). (online), (http://rentalhikari.wordpress.com) diakses tanggal 17 Januari 2012
Dewi, 2010. Metode Tepat Mengatasi Demam/Febris. (online), (http://dokterdewimedy.blogspot.com) diakses tanggal 19 Januari 2011

Happy Mom Day ^_^

Hari ini tanggal 22 Desember 2012,, dan itu artinya sekarang adalah hari ibu. Beruntunglah teman-teman yang masih memiliki seorang ibu, bisa mengucapkan happy mom day sambil mengecup pipi ibu mereka. Hal ini tentu berbeda dengan anak-anak lain yang tak lagi memiliki seorang ibu, karena sudah ditinggal pergi untuk selamanya... Tapi tidak perlu bersedih hati, meskipun ibu kita telah tiada, kalian tetap bisa merayakannya. Dan inilah salah satu hal yang dilakukan mungkin kalian bisa mengunjungi makam ibu kalian, mengirimmkan doa-doa, atau menuliskan sebuah puisi untuk ibu..
Frends,, hari ibu mungkin menjadi salah satu moment untuk kita mengutarakan/mengaplikasikan rasa sayang kita ke ibu, tapi seharusnya kita menjadikan hari ibu itu setiap hari dimana kita akan selalu menyayangi ibu kita. Karena hanya inilah yang dapat kita lakukan memberikan pengabdian terbaik kita sebagai seorang anak terhadap ibunya sendiri. Seorang ibu yang telah merelakan dirinya merasa sakit dan lelah untuk mengandung dan bahkan berjuang mati-matian agar kita bisa lahir ke dunia ini, Subhanallah. pengorbanan seorang ibu. Mungkin sebagai anak apapun yang kita berikan tak akan pernah cukup untuk menggantikan kasih sayang dan cinta yang mereka berikan..

SURAT   UNTUK   IBU

Kata – kata indah kurangkai untukmu
Sejuta cinta dan kasih menyertainya
Dengan kesungguhan hati semuanya tertuang dalam kertas
Kebenaran hati yang telah lama tersimpan

Ibu
Seribu kata maaf yang tak akan pernah cukup terucap untukmu
Yang mungkin pernah membuat hatimu menangis
Dan bahkan seribu ucapan terima kasih pun
Tak akan pernah  terbayar dengan segala pengorbanan dan kasih sayangmu

Tapi….
Dengan apa semua ini tersampaikan???
Belum sempat semuanya terucap,kita telah berpisah
Dan ku sadar hanya Allah yang bisa menyampaikan suratku untukmu ibu…


I    LUV   MOM

Selasa, 18 Desember 2012

Kesalahan, Kesedihan Maka Jawablah dengan Senyuman.. ^__^


Kesalahan merupakan hal yang tak pernah kita harapkan untuk terjadi dalam kehidupan kita. Tapi pada dasarnya  kesalahan merupakan awal untuk menjadi benar dalam waktu kedepannya.  Dengan adanya kesalahan mengajarkan kita memperbaiki penggunaan metode ataupun langkah yang tidak tepat . Walau kenyataannya terkadang kesalahan yang sempat dilakukan justru membuat kita makin jatuh dalam tebing penyesalan.  Hanya bisa menangisi kesalahan itu dan terus-terusan larut  dalam kesedihan. Air mata yang kita keluarkan adalah mata air suci dalam diri . Air mata merupakan sumber kebahagiaan. “ Menangis adalah pelepasan emosi yang paling tepat saat kita tidak bisa mengungkapkannya lewat kata-kata “.
Terdapat beberapa Fakta dari kesalahan  sama yang sering kita lakukan . Yaitu Kesalahan pertama terjadi karena ketidaksengajaan, melakukan hal yang tak pernah kita ingikan untuk terjadi. Kesalahan kedua terjadi karena kekhilafan kita, No Body is perfect jadi merupakan hal yang wajar untuk diwaktu yang kedua kalinya melakukan kesalahan yang sama karena “ Lupa “. Dan bila kesalahan yang sama pula terjadi untuk yang ketiga kalinya maka itu adalah “Kebodohan “. Jangan pernah mau dibodohi oleh keadaan dengan melakukan kesalahan yang sama untuk yang ketiga kalinya. Lebih berpikir realistis untuk menentukan pilihan dalam menunjukkan potensi diri.
Maka dari itu jika kesedihan  akibat dari kesalahan yang terjadi dan terus berlanjut hanya membuat kita tidak fokus memandang masa depan. Lupakan semua itu kemudian cobalah untuk mengalihkan kesedihan, rajin bersyukur dan tersenyumlah. Karena  kekuatan sebuah senyuman yang sudah terbentuk dalam diri kita justru memberikan aura positif pada terhadap keadaan maupun orang-orang yang ada di sekeliling kita. Dengan senyum mampu mengubah keadaan, senyum menyimpan kekuatan yang sungguh dahsyat. Maka , Tersenyumlah.

Dewasa????!!!!


Sebenarnya apa yang menjadi ukuran kedewasaan? Usia yang sudah matang kah, dapat mengerjakan berbagai hal hebat lainnya, atau karena ada alasan lain.  Akan tetapi terkadang orang-orang mengartikan kedewasaan seperti itu.  Bukankah Kedewasaan tidak selalu usia yang menjadi penentu. Adakalanya sekelompok orang yang berusia dan bisa dikatakan  telah dewasa tidak mampu menentukan sikap dalam kehidupannya, Yupz mereka terkadang bersikap kekanak-kanakan menganggap mudah apa yang sedang dihadapinya. Atau lebih mengutamakan kemauannya sendiri tanpa mau peduli dengan lingkungannya sekarang…..
 Adapula sekelompok orang yang berusia dan bisa dikatakan belum dewasa, mereka mampu untuk mengartikan apa yang dihadapinya dan bagaimana penyelesaian yang tepat untuk digunakan. Tapi yang menentukan adalah bagaimana bisa berpikir kedepan serta menuntaskan  segala tanggung jawab yang telah diberikan dan menjadikannya sebagai suatu game yang harus di menangkan.

Yuk,,, menulis....

Dalam kegiatan menulis kadang – kadang yang menjadi faktor sulit untuk membuat suatu karya entah itu puisi ataupun cerpen karena masalah keadaan lingkungan yang ramai dan sebagainya sehingga sulit bagi kita untuk berkonsentrasi dalam menemukan ide – ide untuk suatu tulisan yang kita buat. Tetapi, mengenai hal tersebut harusnya membiasakan diri untuk bisa beradaptasi dengan keadaan lingkungan yang ramai.karena kalau hanya dengan alasan seperti itu,kapan kita bisa memulai untuk menulis?!!Bukankah ide bisa datang darimana dan untuk waktu kapan saja.Dan mungkin ide yang akan kita dapatkan berasal dari suasana lingkungan sekitar yang ramai. Hehehe....
Rasa kurang percaya diri dan takut salah,juga menjadi faktor seseorang  sulit untuk sibuk mencoret-coret di kertas ataupun sibuk mengetik di depan komputer. Kadang – kadang terselip di hati, merasa bahwa  dirinya tidak memiliki bakat di bidang   menulis.Mungkin, pandangan seperti itu harus dihilangkan dari pikiran kita  karena ada tidaknya bakat yang dimiliki seseorang semua tergantung dari usaha yang dilakukan dan niat untuk menulis yang bena- benar tertanam di dalam hati. Seperti ucapan Thomas Alfa Edison “keberhasilan  dihasilkan dari 99% kerja keras dan 1% bakat”.Dan itu artinya betapa sedikitnya bakat mempengaruhi seseorang untuk bisa memulai untuk menulis.Untuk memulai menulis,kita tidak harus mempunyai kemampuan untuk bisa berbahasa yang indah dan puitis. Dengan bahasa yang sederhana pun sebuah karya yang inspiratif bisa tercipta. Yupz... Just do it !!!
Menulis harusnya dijadikan sebagai suatu kebiasaan,karena menulis merupakan suatu cara mudah dan hemat yang dapat dilakukan untuk mengusir stres.Tidak perlu repot – repot ke psikiater untuk konsultasi kejiwaan. Karena cukup dengan menulis, entah mau  menuliskan isi hati, fikiran & perasaan yang dialami ketika dalam kondisi stres ternyata berpengaruh positif untuk pemulihan perasaan, pikiran & kesehatan tubuh.

Catatan tak jelas dihari ini. ^^

Inilah mengapa bagiku sulit untuk menuliskan puisi tentang persahabatan.
Kadang-kadang terjadi perselisihan yang tak pernah diinginkan adanya...
& hal inilah yang mungkin membuatku terkadang  kesulitan menemukan ketulusan, meraba kehangatan yang hadir diantara senyum atau raut kesedihan tergambar diwajah-wajah dalam kehidupanku...
Tak suka jika ada yang berpikir aku ada saat aku susah....???
Sepertinya harus membuka kembali diary & melihat pernahkah hal itu terjadi?!!
Tak suka juga janji yang ada tapi, dengan begitu mudahnya untuk diingkari tanpa kejelasan...
Mungkin inilah salah satu alasan, sulit bagiku untuk PERCAYA meskipun ada KEJUJURAN yang terucap.
Persahabatan tanpa penilaian & perhitungan...
Tapi 1 hal yang pasti,,, sahabat tak akan pernah meninggalkanmu....
***
Tapi, inilah diriku yang mudah untuk meradang, tapi mudah juga untuk mereda....
Kemarahan sesaat, tak akan lama... Apalagi kalau makan ice cream lebih cepat redanya.... ^_^ ...
***
Berharap semua permasalahan selesai...
Tak melewati akhir tahun dengan kehilangan orang-orang yang disayangi...
Tak apalah, sudah kehilangan Dia asalkan jangan kehilangan Kalian....
God...
Family...
Friends...
Love...
 

Template Design By:
SkinCorner